1. Judul drama : Piala
Untuk Bunda
2. Tema : pendidikan
4.
Tokoh :
Kartini : Harum
ita
Bunda : Mamik
Ayah : Febby
Lisa, anggel : Ummu,
indah
Nyonya Jenny : Yanti
Adik Jenny : Welas
Bu Zahra : wakhida
Herlin :
mentari
Syahrin : iin
|
5. Penokohan dan karakter
Kartini : sopan , rendah hati,
penyabar, pantang menyerah
Bunda : lembut, santun, baik,
penyabar
Ayah
: ayah yang keras kepala, angkuh boros, pemarah
Lisa, anggel : anak yang angkuh, keras,
centil
Nyonya Jenny : Sombong, Suka meremehkan
Adik Jenny : Sombong, Suka meremehkan
Bu Zahra : penyabar, alim, sopan, rendah
hati
Herlin : centil, penggoda
Syahrin : centil, penggoda
Drama ini menceritakan mengenai perjuangan anak-anak bangsa meraih
mimpi. Anak yang ingin bahagiakan bunda. Selalu ada rintangan yang menghadang.
Namun dia tetap semangat berjuang. Semoga menginspirasi para penonton. Selamat
menyaksikan
Action 1
Suatu pagi yang cerah dihari senin.
Lonceng tanda masuk berbunyi, semua murid masuk ke kelas masing masing.
Kemudian tak berapa lama bu Zahra pun
datang dan menyapa murid murid.
Bu Zahra : “Selamat pagi anak-anak”
Murid :
“selamat pagi bu guru”
Bu Zahra :ibu
absen dulu ya, lisa anggel......... Kartini? (masing masing anak yang dipanggil
namanya mengatakan hadir)
Lisa : Kartini bolos bu
Bu Zahra :Ada
yang tahu kenapa Kartini tidak masuk?
Anggel :Tadi
saya lihat dia main di pasar bu
Bu Zahra :apa yang dilakukan Kartini di pasar?
Lisa : mulung lah bu, anak pemulung
ha....ha...
Bu Zahra : sudah
kalian tidak boleh begitu, Masalah Kartini ibu nanti tanya ke orangtuanya.
Sekarang kita lanjutkan pelajaran kemarin mengenai akhlaq di bab 7”
Lisa :
oke fiks
Action 2
Sepulang sekolah bu guru mendatang rumah Kartini. Kemudian Bu guru mengutarakan
maksud kedatangannya.
Bu Zahra : mohon maaf sebelumnya bu, kalau saya
mengganggu waktu istirahat ibu. Begini bu saya mau menanyakan mengenai Kartini.
Kenapa akhir-akhir ini Dia sering tidak masuk sekolah. Apa Kartini sakit???”
Bunda :Apa iya bu? Padahal tiap pagi Kartini
pamit kesekolah lho bu, tapi saya juga merasa kok akhir akhir ini dia agak
beda, sering pulang telat katanya ada ekstrakurikuler rebana disekolah. ya saya
percaya saja”
Bu Zahra :Jadi begini
bu tadi dikelas, Lisa teman sekelas Kartini bilang kalau tadi pagi dia melihat Kartini
dipasar.
Bunda :Pasti anak ini mulung lagi,
Bu Zahra : apa mulung bu? Kartini ini anak yang hebat, cerdas,
bahkan saya berniat untuk mengikutkan Kartini sebagai peserta lomba olimpiade
matematika tingkat nasional. Sungguh dia anak yang luar biasa. Sangat
disayangkan jika kemampuannya yang besar tidak dikembangkan.
Bunda : iya bu anak ini memang luar biasa. “Kalau memang begitu nanti akan
saya nasehati Kartini agar tidak membolos lagi. Dan mohon bantuan Bu guru
menasehatinya kalau di kelas.”
Action 3
Tiba-tiba
terdengar suara pintu terbuka. Segera Ibu menghampiri Kartini yang baru datang
dan duduk di ruang tamu
Bunda :”
baru pulang tini, ikut ekstrakurikuler lagi ya?
Kartini :Iya
bu
Bunda :Tadi bu Zahra kesini , katanya akhir akhir
ini kamu sering membolos, apa betul Kartini?
Kartini :hhmmmm
(Kartini bingung mau bilang apa)
Bunda :Kartini
kenapa? Kartini bolos sekolah karena mulung lagi ya.
Kartini :Kartini
tak mau sekolah, Kartini bantu bunda bekerja saja.
Bunda :Sini mendekatlah kebunda, bukan tanpa alasan ibu
menyekolahkanmu nak. Coba kamu bayangkan kalau kelak kamu jadi orang pinter seperti pak presiden, pak dokter, pengusaha
dan bu guru, ustadzah ibu akan bangga sekali.
kalau kamu sungguh-sungguh sekarang, Insyaallah kelak bisa jadi orang
hebat. Bu zahra tadi juga bilang kamu akan diikutkan
sebagai peserta lomba olimpiade matematika tingkat nasional.
Kartini : bun, bu Zahra sudah bilang kepada Kartini kemarin
tentang lomba itu. Kartini sangat senang bun, tapi kepala sekolah melarang
karena Kartini dibilang bermasalah menunggak uang sekolah dan buku buku Kartini.
Kata kepala sekolah Kartini tak pantas diikuikan lomba favorit itu, Kartini
sedih bu. Hiks hiks.... (menangis tersedu)
Bunda :Dengar nak, kalau masalahnya itu hal mudah,
bunda akan usahakan bekerja lebih keras untuk melunasi biaya sekolah kamu. Tenang saja nak. bunda ingin
kamu jadi anak yang hebat, tidak seperti bunda yang tak berpendidikan, hidup
sulit bisanya Cuma jadi pembantu, tidak bisa memenuhi kebutuhan kamu seperti
temanmu lainnya.
Katini : jangan katakan itu bunda. Aku bangga
memiliki bunda. Bunda malaikat ku.(memeluk bunda)
Bunda : mulai sekarang kamu harus semangat
sekolah. Soal biaya bunda yang akan fikiran. Kamu tenang saja. (Sambil
tersenyum)
(Kartini
hanya tertunduk dan merenung apa yang dikatakan bundanya)
Action
4
Tiba-tiba
terdengar suara ayah yang berteriak
Ayah :Aisyah....
syah..... tuli apa.... mana sih orang ini woi.... aisyah....
Bunda :Iya ayah.... bunda di sini
Ayah :Uang bun..... ayah mau uang
sekarang.... cepat!
Bunda :Tidak ada yah...
Ayah :Ambilkan
uang bun!. istri itu harus nurut suami.... cepat ambilkan!
Bunda :Sungguh tidak ada yah..
Ayah :Tidak
ada..... Tidak ada..... pelit amat sih, aku akan periksa..... (mengobrak abrik
lemari pakaian)
Ayah :Haa...haa...
ini ada celengan kamu mau coba bohong ya... pembohong istri durhaka... (hendak
memukul bunda)
Bunda :Jangan uang itu yah.... itu
untuk biaya sekolah Kartini
Ayah :Gak perduli ngapain sekolah?
prookkk (memecah celengan ) Bunda :Tolong jangan diambil yah uangnya....
jangan...
Kartini :Cukup
Ayah ini tidak berguna.... hidupnya hanya menyusahkan bunda... bisanya Cuma
minta uang... seharusnya ayah yang bekerja untuk kebutuhkan kita. Bukan
menggantungkan pada bunda seperti benau yang tak berguna....
Ayah :(
menampar Kartini) Hah... dasar apa yang kau katakan.... anak durhaka
kamu....Berani kamu sama ayah?
Kartini :Ayah
tak pantas disebut ayah, kepala keluarga yang tak bertanggung jawab...(sedih)
Ayah :Dasar
kau bisanya Cuma nangis. Nangis sana sama bundamu. Ha...ha... (Pergi
meninggalkan bunda dan Kartini)
Kartini :Kartini membenci ayah, ayah
jahat...
Bunda :Kartini
tidak boleh benci ayah. Kita doakan ayah semoga berubah. Kartini tak boleh
sedih.. bunda besok akan pergi ke malaysia jadi TKW disana. teman ibu kemarin
menawari bunda kerja. Bunda akan dapat uang banyak
Kartini :tidak bunda
tak boleh jadi TKW, lebih baik tini tidak sekolah dari pada bunda harus jadi
TKW.
Bunda :tidak nak...
kamu harus tetap semangat sekolah... kamu harus janji kepada bunda kamu bawa
piala lomba olimpiade matematika tingkat nasional untuk
bunda. Bunda akan sangat bangga padamu nak.
Kartini :jangan bunda.... (memeluk bunda)
Action 5
Ayah :bun
cepat kamu berangkat, nanti ketinggalan rombongan TKW katanya mau berangkat
sekarang.... lelet amat sih..
Bunda :iya yah.. sebentar
Kartini :bunda jangan pergi. Tini sendiri...
Bunda :Ada ayah nak yang akan menemani kamu, kamu harus jadi
juara, bawa piala olimpiade itu untuk bunda!. Kamu bisa nak.
Kartini :Kartini janji bunda
Bunda :Anak hebat (memeluk Kartini)
Kartini :Kartini
sayang bunda
Bunda :Bunda
juga sayang Kartini.
Action 6
Setiap
bulan bunda selalu mengirim uang kepada Kartini, uang itu lebih dari cukup untuk
biaya sekolah dan kebutuhan Kartini serta ayah, namun ayah selalu menggunakan
uang dari bunda untuk berjudi dan mabuk. Hidup ayah semakin tak terkendali.
Ayah :Tini mana
uang dari bunda mu bulan ini hah !
Kartini :Sudah habis
yah.... tak ada
Ayah :Bohong pasti
kau simpan....
Kartini :Uang uang
yang ada dipikiran ayah
Ayah :Mana
uangnya...?. (sambil mengobrak abrik tas dan buku buku Kartini)
Ayah :Mana sih....
awas kamu... (ayah tak berhasil menemukan uang)
Kartini :Tini tak akan
berikan uang itu!
Ayah :Dasar anak
durhaka.... (geram ayah mengambil buku buku Kartini menyobek serta membakarnya)
Kartini :Apa yang ayah
lakukan...? jangan yah jangan
Ayah :Buku buku
ini kan, yang menjadikan alasan kamu untuk sekolah... sok pinter sih. uang buat
apa untuk sekolah buang buang duit saja. Wanita itu tak perlu sekolah yang
penting bisa menyenangkan suaminya seperti ibu kamu... ha...ha...
Kartini :Ayah
jahat.....
Ayah :Mana
sekarang uang nya?... kalau tidak segera kamu berikn seragam kamu juga akan
ayah bakar.
Kartini :Ampun Jangan
yah.... hiks hiks.... aku akan berikan
uangnya
Ayah :Cepat....
mana uangnya? (sambil memberikan uang kepada ayah)
Action 7
Ayah
bersama teman temannya bermain judi dirumah. Tiba tiba Kartini datang dan
membuka pintu rumah
Kartini : ayah.... apa
yang ayah lakukan?
Kartini : hey siapa
kau... perempuan penggoda? (sambil menarik herlin)
Herlin :Kurang ajar
sekali anak ini (sambil mendorong)
Syahrin :Jangan kau
ganggu dia
Kartini :Ayah berjudi
lagi...? uang ibu digunakan berjudi.. cukup ayah jangan lakukan itu. Kasihan
ibu yah.
Ayah :Eh jangan
ngatur ngatur kamu
Kartini :ayah
keterlaluan
Action
8
Disekolah
lisa dan Anggel berjalan bertemu Kartini
Lisa
:Bau banget ya
Anggel :Iya nih pantes aja ada pemulung
Lisa :Heh lihat itu anak pemulung
gak tau diri
Kartini
:(hanya diam)
Lisa :Kartini gak usah sok deh
ikut lomba olimpiade matematika
Kartini :Kenapa hak semua orang mengikuti
itu?
Anggel :Heh
tahu diri donk... mulung mulung aja.... pakek sok mau ikut lomba favorit.
Lisa :Sok pinter looo.... (sambil
mendorong Kartini)
Action
9
Lomba
olimpiade matematika tingkat nasional dimenangkan oleh Kartini sebagai
juara pertama. Kartini bergegas menelphon ibunya yang berada di malaisya untuk
memberi tahu bahwa kertimi meraih juara. Namun pada saat itu bunda aisyah
mendapat perlakuan kasar oleh majikannya.
Kartini :Aisyah...
aisyah...!
Bunda :Iya
nyonya...
Nyonya Jenny :Budek
ya... cepat..... aisyah.... sini kamu..
Bunda :iya...
Nyonya Jenny :lama
sekali kerja lelet gak becus
Bunda : (datang menghampiri Nyonya Jenny) iya
nyonya saya masih repot didapur
Nyonya Jenny :lihat
ini rumah masih berdebu.... niat kerja ndak sih kamu?
Bunda :tapi
tadi Sudah saya bersihkan nyonya...
Nyonya Jenny : heh Kotor begini di bilang sudah dibersihkan.... kamu bisa kerja ndak?
Adik Jenny : iya benar kak. gak pecus, ini juga kenapa baju kesayangan
saya bisa belum disetrika seperti ini (sambil berjalan menghampiri aisyah)
Bunda :Iya saya belum sempat menyetrika, masih
menyelesaikan yang lainnya nyonya
Adik Jenny :saya maunya baju ini sudah disetrika. Saya mau pakai baju
ini sekarang.
Bunda :Baik saya akan setrika sekarang
Nyonya Jenny :heh gak berguna.... telat. kamu itu saya bayar mahal... tapi
kerjanya nyak bermutu. sayang donk uang saya untuk bayar kamu.
Adik Jenny :iya
kak betul itu
Bunda :cukup nyonya saya sudah lelah dengan
hinaan dan celaan ini yang nyonya lakukan kepada saya, semua kerja saya selalu salah
dimata kalian berdua. Saya juga manusia yang punya perasaan tapi kalian
perlakukan seperti binatang yang tak berguna. Setiap hari saya bekerja tanpa
istirahat dan tidak sedikitpun kalian menghargai itu.
Nyonya Jenny :Oh
melawan....
Adik Jenny :Sok
banget pembantu kita ini
Adik Jenny :Kasih
pelajaran aja kak
Nyonya Jenny :Oh
iya kita siksa saja orang tak berguna ini
Tiba tiba telfon berbunyi... kring... kring....
Nyonya Jenny :Angkat
telfonya (menyuruh adik Jenny mengangkat telpon)
Kartini :Assalamualaikum
Adik Jenny :Ya...
siapa ini
Kartini :Ini
Kartini, saya bisa bicara dengan ibu saya. aisyah..
Adik Jenny :Oh..
anak aisyah tunggu.
Adik Jenny :Anak aisyah bagaiman apa kita perbolehkan telp (bertanya
sambil berbisik)
Nyonya Jenny :Ya
sudahlah berikan saja telpnya...
Nyonya Jenny :Heh ini anakmu telp tapi ingat jangan banyak bicara atau mengadu
yang tidak tidak faham... (sambil memberikan gagang telp)
Bunda :Assalamualaikum
nak
Kartini :Waalaikum
salam bunda
Kartini :Bunda......
Kartini kangen bunda
Bunda :Iya
bunda juga
Kartini :
bagaimana kaabar bunda? Bunda baik baik saja?
Bunda : iya nak bunda baik baik saja. Majikan
bunda sangat baik disini.
Kartini :syukurlah...
Bunda Kartini punya kabar gembira untuk bunda
Bunda :Apa
nak?
Kartini :Kartini menang lomba olimpiade matematika tingkat
nasional bun. Kartini menepati janji Kartini.
Bunda :Wah
hebat sekali kamu nak... bunda bangga
Kartini :Bunda pulang ya... saat penerimaan piala Kartini
ingin bunda menemani dan menyaksikan Kartini.
Bunda :Iya
nak bunda pasti segera pulang
Nyonya Jenny :Cepat
jangan lama lama
Bunda :Sudah
ya nak bunda banyak kerjaan
Kartini :Bunda,
Kartini tunggu bunda pulang, Kartini sayang bunda
Bunda :Bunda
juga sayang Assalamualaikum....
Kartini :Waalaikum
salam bunda
Action
10
Hari
yang ditunggu Kartini tiba. Hari ini bunda tercinta akan pulang. Bunda berjanji
akan menemani dan menyaksikan Kartini saat penerimaan piala juara lomba. Kartini gelisah menunggu bundanya datang
kesekolah
Bu Zahra :ini adalah
saat yang ditunggu tunggu. saya akan umumkan juara olimpiade matematika tingkat
nasional
Bu Zahra :Juara pertama di raih oleh anak yang sanagt luar biasa KARTINI
Bu Zahra :Selamat
untuk Kartini (Semua audient tepuk tangan menyambut Kartini. Namun Kartini
terus tampak gelisah menunggu kedatangan bundanya)
Bu Zahra :Silahkan Kartini
sampaikan sambutanmu
Kartini :Baik
bu.. Assalamualaikum terimakasih atas penghargaan ini. Saya tidak akan bisa
berdiri disini menerima penghargaan ini jika bukan karena bunda tercinta. Piala
ini saya persembahkan teruntuk bunda tercinta. (Plok.... plok... tepuk tangan
mengiringi akhir sambutan Kartini)
Tiba tiba ayah datang menghampiri Kartini
Ayah :bundamu sudah pulang nak
Kartini : (menghampiri
ayah) benarkah yah...Mana bunda mana bunda? Bunda menjemputku disini yah?
Ayah Bunda menunggumu
dirumah
Kartini :Benarkah...
aku akan segera pulang meberika piala ini untuk bunda (Kartini berlari pulang
kerumah)
Sesampainya
dirumah Kartini mendapati dirumahnya banyak orang berpakaian hitam mengelilingi
jenazah. Menyaksikan itu Kartini bertanya tanya..
Kartini :Jenazah Siapa ini?
Kartini :Kenapa semua diam saja?(Kartini menghampiri jenazah
dan membuka kain penutup)
Kartini :Bunda bunda kenapa? Aku ingin bunda pulang tapi tak
seperti ini bun.
Kartini :Bunda bangun... bunda berjanji padaku akan pulang
menemaniku menerima piala ini. Bunda lihat lah aku membawakan piala ini untuk
bunda. Bukankah bunda menginginkan piala ini... bangunlah bun....hiks hiks
Kartini :Bunda Kartini janji Kartini akan jadi orang hebat
yang bisa bunda banggakan. Kartini janji bunda... bangunlah
Ayah :Kartini bundamu sudah
pergi nak... ikhlaskan kepergiannya
Kartini :Tidak ayah, ini semua juga salah ayah. Andaikan
ayah mau bekerja ibu tentu tidaka akan jadi TKW. Ayah malah menghamburkan uang
ibu dengan seenaknya.
Ayah :Maafkan ayah nak ayah
menyesal
Kartini :Terlambat....
Ayah :Maafkan ayah akan
berubah...
Kartini (pergi meninggalkan ayah....)
15 tahun
kemudian Kartini menjadi orang yang berhasil dan luar biasa. Sekarang Kartini bukanlah yang dulu. Dia
dikenal banyak orang dengan nama
Prof. Dr. H. Kartini.
Spd.I. M.pdI. Kartini berhasil mendirikan beberapa yayasan
pendidikan SD KARTINI, SMP KARTINI, SMA KARTINI, sekolah ini di peruntukkan
untuk siswa yang tidak mampu seperti dirinya dulu. Kartini dikenal sebagai
pahlawa oleh banyak orang. Hidup pahlawan KARTINI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar